Entri Populer

Selasa, 22 Maret 2011

ENGKAU MENYURUHKU PERGI, AKU PERGI…. ENGKAU MENYURUHKU DATANG AKU PUN DATANG

ENGKAU MENYURUHKU PERGI, AKU PERGI…. ENGKAU MENYURUHKU DATANG AKU PUN DATANG

Aku diam menyaksikan pemandangan yang melintas di pelupuk mataku, dinding kapel itu berubah menjadi layar lebar yang menampilkan wajah-wajah orang yang sudah kukenal ketika survei di Paroki Pogot Surabaya. Satu persatu muncul menampakkan wujud dan sikapnya mulai dari Romo paroki, Dewan Paroki, ketua wilayah,ketua lingkungan serta umat. Bukan saatnya berhayal. Aku mencoba konsentrasi untuk mendengarkan kata pengantar dalam misa perutusan mahasiswa KBP IPPAK USD 2010. Tetapi tampaknya layar lebar itu menampilkan adegan secara non stop, tidak hanya itu sekarang layar lebarnya bertambah satu lagi di otakku menampilkan berbagai pertanyaan? Bisakah? Bagimana nanti di sana? Nanti kalau...apakah aku bisa? Aku tidak menjawabnya, kubiarkan pertanyaan itu berulang-ulang mendengung.
“Tuhan sertamu,” terdengar suara Romo dari altar. Semua yang hadir di kapel berdiri. Saatnya mendengarkan sabda Tuhan. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah……”. Aku mendengarkan sabda Yesus ini untuk kesekian kalinya. Tetapi Sabda siang ini terasa menggetarkan. Yesus menujukan sabdaNya kepadaku. Ya…benar hari ini Yesus sendiri yang mengutus aku seperti dahulu Ia mengutus para murid. Usai homili aku berkata dalam hati, “Engkau yang menyuruh aku maka aku akan pergi ke Pogot.” Sambil tersenyum aku mengadu kepada Yesus, “Tetapi….aku membawa sebuah tas yang tentunya berisi he…, kemarin Pak bambang dosenku yang baik hati mengingatkan agar jangan ada yang tinggal bahkan beliau menuliskan daftar barang-barang yang sebaiknya kami bawa ke tempat kami diutus.”
Gudukk…gudukkk…gudukk....aha…para murid berangkat, kereta api San Caka meninggalkan stasiun tugu Yogyakarta menuju Gubeng Surabaya. Selama duduk di gerbong bertarif bisnis itu aku merenungkan sabda Yesus dalam Misa perutusan hari Jumat yang lalu. Aku mencoba masuk dalam situasi Yesus dan para murid. Sebelum berangkat Yesus telah membuat persiapan jangka panjang bagi para muridNya, serta persiapan intensif menjelang hari keberangkatan para murid. Yesus juga mengantisipasi para murid sehubungan dengan apa yang akan mereka alami selama mewartakan Injil, ada yang menerima tetapi ada juga yang menolak. Satu yang pasti adalah mereka harus berangkat dengan tujuan memberitakan injil dan menyembuhkan segala penyakit. Mereka pun berangkat.
Pelaksanaan KBP ini mengingatkan aku seluruh proses perkuliahan. Sejak aku diterima menjalani kuliah di IPPAK, aku diajari, dilatih, ditemani, dibimbing dan dibekali dengan berbagai pengetahuan dan latihan untuk membangun dan mengisi diri sampai pada waktunya diutus ke luar dari kampus jauh dari para dosen yang selama ini menjadi teman, sahabat dan guru bagiku, untuk merasul selama beberapa waktu. Aku diutus ke tengah-tengah umat mewartakan Injil, tinggal dan mengalami hidup bersama umat melakukan apa yang diperlukan umat demi perkembangan iman mereka sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan kepadaku. Aku pernah menangis tetapi lebih sering tertawa dan bergembira. Aku pernah mengeluh tapi banyak waktu untuk bersyukur. Aku mengalami kesulitan atau kegembiraan. Aku selalu ingat kisah perutusan Yesus, aku dibekali dengan sabda Yesus bahwa tidak semua mau menerima, diutus ke tengah-tengah srigala…..maka selama ber KBP aku merenungkan sabda ini berdoa mengawali hari dan berfleksi serta berdoa mengahiri hari.
Pergi bukan berarti tak kembali. Tiba saatnya kembali ke kota Gudeg. Berbahagialah yang dulu berangkat tidak membawa banyak barang karena tidak perlu repot mencari kardus tempat barang-barang untuk dibawa pulang. Aku berpikir, mungkin mengantisipasi hal inilah Yesus berpesan, jangan membawa bekal…karena akan dibekali oleh umat dan memang selama ber KBP aku tidak pernah kekurangan suatu apapun, makanan, minuman, pakaian, dsb.
Sepulang dari KBP aku bertemu dengan para dosen dan teman-teman lainnya. Pertemuan ini layaknya pertemuan Yesus dengan para muridNya yang baru kembali dari tanah misi, aku bersama rekan-rekan menceritakan apa yang terjadi selama merasul, kami menyepi untuk mengevaluasi segala sesuatu yang dialami selama ber KBP untuk menentukan misi di hari mendatang.
Bapa…Engkau yang menyuruhku pergi, aku pergi dan Engkau menyuruhku datang aku pun datang. Aku percaya Bapa yang mengutus aku maka aku dimampukanNya melaksanakan tugas perutusan KBP di Paroki Pogot. Keyakinan ini akan kutanamkan di hatiku kapan pun, dimana pun dalam setiap tugas perutusanku teristimewa sebagai murid Yesus-seorang katekis. Keraguan, kebimbangan, ketakutan dan berbagai pertanyaan yang menggelisahkan saat akan diutus pasti teratasi dan terjawab. Yesus dengan caraNya sendiri senantiasa menyertai dan membantu. Bukankah Dia yang mengutus aku?

Ade sitepu FSE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar